Eli Cohen Agen Fenomenal Mossad Israel yang Hampir Jadi Presiden Syria

Eli Cohen dikenal sebagai pahlawan, agen mata-mata Israel paling terkenal, bahkan “the most impossible spy“. Lahir di wilayah Yahudi, kota Alexandria pada 16 Desember 1924 (dalam beberapa referensi disebutkan 26 Desember), dengan nama Eliahu ben Shaul Cohen, dari orangtua imigran yang berasal dari Suriah.

Eli sangat pandai dalam pendidikan sekolahnya terutama pada bidang matematika dan bahasa, dua ilmu penting dalam spionase, dan kemudian tertarik di bidang persenjataan setelah Mesir terlibat dalam perang Dunia II. Eli bahkan sempat mendaftarkan diri ke Angkatan Bersenjata Mesir, namun ditolak dengan alasan loyalitas yang diragukan, sebagaimana bangsa Yahudi lain di berbagai negara.




Kisah Sukses

Cohen menyamar di Syria dengan nama alias Kamel Amin Tsa'abet (nama panggilannya Sa'bet atau Tha'bet). Cohen berhasil memperoleh kepercayaan dikalangan pejabat militer syria dan juga pejabat pemerintahan. Secara berkala ia mengirim informasi intelijen ke Israel lewat radio, surat rahasia dan kadangkala pada saat ia berkunjung ke Israel. Informasi yang sangat berharga yang berhasil ia kirimkan ke Israel pada tahun 1964 adalah data tentang kubu pertahanan Syria di dataran tinggi Golan.

Eli Cohen hampir terpilih sebagai Deputi Menteri Pertahanan Suriah dalam kabinet Presiden Amin Al-Hafez yang sebenarnya dia dipersiapkan untuk jadi Menteri Pertahanan, karena itupula Eli Cohen selalu mendapatkan informasi teraktual dan rinci tentang militer Suriah.

Beberapa Spionase yang Dilakukan Eli Cohen

  • Banyak pihak mengklaim (meskipun sulit dibuktikan kebenarannya) bahwa Cohen-lah yang menyarankan untuk menanam pohon eucalyptus disekitar bunker militer dan tempat-tempat mortir di dataran tinggi Golan yang mengarahkan moncongnya ke Israel. Ia berpendapat bahwa dengan ditanamnya pepohonan ini akan memberi kamuflase alami yang sempurna agar tidak terdeteksi oleh Israel, juga untuk melindungi tentara dari cuaca panas digurun. Setelah sarannya disetujui oleh militer Syria, ia segera memberikan informasi tersebut ke dinas intelijen Israel. Selama Perang Enam Hari, informasi berharga ini digunakan oleh Angkatan Udara Israel (IAF) yang dengan mudahnya menghancurkan sebagian besar bunker Syria yang terlindung dibalik pepohonan. Pepohonan eucalyptus ini sampai sekarang masih terlihat di dataran tinggi golan dan menjadi saksi bisu sejarah kekalahan Syria.
  • Cohen juga mendapat informasi tentang rencana rahasia Syria membuat bunker pertahanan berlapis tiga untuk mengelabui militer Israel yang pasti menyangka hanya ada sebuah saja.
  • Selama di Syria, Cohen banyak memperoleh dan mengumpulkan informasi tentang pilot-pilot pesawat tempur Angkatan Udara Syria. Termasuk nama asli mereka, nama alias beserta keluarganya. Banyak pihak mengatakan bahwa informasi dari Cohen inilah yang digunakan oleh Mossad selama Perang Enam Hari ketika ada dua buah jet tempur Syria yang akan membom Tel Aviv. Ketika kedua jet ini sampai pada sasarannya, Mossad memperingatkan mereka melalui gelombang radio bahwa mereka mengetahui identitas para pilot tersebut, beserta keluarganya dan jika mereka tetap membom, keluarganya akan dibunuh. Para pilot begitu terkejut sekaligus ketakutan yang akhirnya menjatuhkan bom-bomnya ke laut dan kembali ke pangkalan dengan mengatakan target telah dibom.
Terbongkarnya penyamaran Cohen terjadi di bulan Januari 1965. Saat itu puncak dari keluhan operator radio dari kedutaan besar India yang terletak dekat dari apartemen Eli Cohen, mengadu pada polisi karena ada gangguan komunikasi dengan sinyal tinggi di wilayah ini. Di saat yang bersamaan, aparat intelijen Suriah dibantu dengan para penasehat dari Soviet, curiga dengan adanya pengiriman melalui transmisi radio tanpa ijin.

Lalu beberapa hari sebelum penangkapan, tanpa sepengtahuan Eli Cohen, aparat keamanan Suriah mematikan listrik untuk wilayah tersebut. Eli Cohen yang saat itu mengalami kesulitan mengirim informasi kepada pihak Israel akibat tidak adany listrik memutuskan untuk menggunakan baterei. Ini pula yang menjadi kesalahan fatal Eli sehingga sinyal radio yang seharusnya tidak ada karena pemadaman listrik menjadi terbaca oleh petugas pemindai. Selanjutnya Dinas Kontra Intelijen melakukan penyergapan dan menemukan perangkat spionase milik Eli Cohen seperti pemancar, bahan peledak mini dengan daya ledak tingkat tinggi. Berakhir sudah perjalanan “the impossible spy”. Eli Cohen dihukum gantung di Martyr’s Square, di tengah kota Damaskus tanggal 18 Mei 1965.

Menurut keterangan saudara sekaligus temannya sesama agen Mossad, Maurice Cohen, Eli Cohen hanya tinggal tiga langkah lagi menjadi Presiden Syria pada saat terbongkarnya kegiatan mata-mata yang ia lakukan.

Permintaan dari pihak keluarga agar jenazah Cohen dikembalikan ke Israel ditolak mentah-mentah oleh pemerintah Syria (Mei 2006). Pada bulan Februari 2007, pejabat turki mengkonfirmasikan bahwa pemerintahnya siap menjadi mediator untuk pengembalian jenazah Cohen.
Eli Cohen menjadi Pahlawan Nasional di Israel karena berkat infonya Israel meraih kemenangan telak dalam Perang Enam Hari tahun 1967.


Surat terakhir Eli Cohen

Kepada Nadia, istriku, dan keluargaku yang tercinta. Aku meminta agar kalian tetap bersatu. Aku memohon kepadamu, Nadia, untuk memaafkan aku.
Aku meminta agar engkau menjaga dirimu sendiri dan anak-anak, serta berusaha supaya anak-anak dididik dengan baik. Perhatikanlah dirimu sendiri dan usahakanlah agar anak-anak kita tak kekurangan apapun. Peliharalah hubungan baik dengan keluargaku. Aku ingin engkau menikah kembali agar anak-anak tak tumbuh tanpa seorang ayah. Aku berikan kepadamu kebebasan penuh untuk berbuat demikian. Aku mohon agar engkau jangan membuang-buang waktu dengan menangisi aku. Selalu berpikir untuk masa depan. Ku kirimkan ciumku yang terakhir kepadamu, Sophie, Iris, dan Shaul, serta anggota-anggota keluarga lainnya.

Jangan lupa untuk berdoa bagi arwah ayahku dan arwahku sendiri. Untuk kalian semua, kuhaturkan cium terakhir dan shalom. 


Sumber : Wikipedia

Comments